FILUM ANNELIDA
1.
Annelida
Annelida (dalam bahasa latin, annulus =
cincin) atau cacing gelang adalah kelompok cacing dengan tubuh bersegmen.
Berbeda dengan Platyhelminthes dan Nemathelminthes, Annelida merupakan hewan
tripoblastik yang sudah memiliki rongga tubuh sejati (hewan selomata), namun
Annelida merupakan hewan yang struktur tubuhnya paling sederhana.
1.1 Ciri-ciri Umum Annelida
Ciri
umum yang tergolong filum Annelida dapat diuraikan sebagai berikut:
·
Tubuh bilateral simetris, bersegmen, berbentuk tubular,
memanjang sumbu tubuh
·
Triploblastis
·
Tiap segmen dipisahkan oleh septa
·
Tubuh ditutupi oleh kutikula fleksibel
·
Punya seta, keras, seperti kitin (kec: Hirudinea)
·
Punya parapodia
·
Alat gerak: kontraksi otot tubuh dan setae (rambut kaku)
pada tiap segmen (polygochaeta dan
olygochaeta)
·
Respirasi: epidermis permukaan kulit (difusi) dan insang
(pada polychaeta)
·
Saluran pencernaan lengkap (mulut-usus-anus)
·
Reproduksi: seksual/genertif: konjugasi, Aseksual/vegetatif:
fragmentasi regenerasi
·
Ekskresi: nefridia (nephridios = ginjal)
·
Saraf dan Indera: saraf tangga tali ( ganglion berderet
berpasangan) Statosidaà indra keseimbagan, peka terhadap cahaya.
·
Sirkulasi: peredaran darah tertutup.
·
Habitat: -tanah yang lembab, air laut, air tawar.
1.2
Sruktur Tubuh
·
Bilateral simetris: organ yang memiliki dua sisi.
·
Triboplastik.
Annelida merupakan hewan tripoblastik yang sudah memiliki
rongga tubuh sejati (hewan selomata). Namun Annelida merupakan hewan yang
struktur tubuhnya paling sederhana. Bersegmen, tubular dan memanjang. Annelida
memiliki segmen di bagian luar dan dalam tubuhnya. Antara satu segmen dengan
segmen lainya terdapat sekat yang disebut septa. Pembuluh darah, sistem
ekskresi, dan sistem saraf di antara satu segmen dengan segmen lainnya saling
berhubungan menembus septa. Ruas tubuhnya (segmen) disebut Metameri terdiri dari alat ekskresi
(nefridium), lubang reproduksi, otot dan pembuluh darah.
Annelida memiliki panjang tubuh sekitar 1 mm hingga 3 m.
Contoh annelida yang panjangnya 3 m adalah cacing tanah Australia. Tubuh
terbagi menjadi ruas-ruas (segmen) yang sama, baik di bagian dalam dan di
bagian luar tubuh, kecuali saluran pencernaan dan sepanjang sumbu
anterior-posterior, keadaan demikian disebut metarisma dan masing-masing ruas
disebut metamere. Tubuh ditutupi oleh kutikula fleksibel.
1.3.
Fisiologi
Pada bagian ini akan
di bahas tentang organ-organ yang menyusun dari setiap bagian organ tubuh.
1.3.1
Alat gerak
Annelida bergerak dengan kontraksi otot tubuhnya. Rongga
tubuh Annelida berisi cairan yang berperan dalam pergerakkan annelida dan
sekaligus melibatkan kontraksi otot. Ototnya terdiri dari otot melingkar
(sirkuler) dan otot memanjang (longitudinal). Punya seta, keras, seperti kitin
(kec: Hirudinea) → Seta: bulu kasar/rambut pada invertebrate. Pada polychaeta mempunyai
seta yang banyak, sedangkan pada olygochaeta mempunyai seta yang sedikit. Seta
ini terdapat pada tonjolan di samping. Punya parapodia, tiap segmen terdapat
parapodia; untuk lokomosi, parapodia terdiri dari sejumlah seta; seta terdiri
dari notopodium, neuropodium, acicula dan otot yang bekerja untuk berjalan,
merangkak, bersembunyi atau berenang.
1.3.2
Sistem Respirasi
Respirasi yang terjadi pada Annelida dengan cara aerob, O2
dan CO2 berdifusi via kulit menggunakan epidermis pada seluruh
permukaan tubuh, namun ada juga yang menggunakan insang pada polychaeta. Hanya
terjadi ketika kulit dalam kondisi lembab.
1.3.3
Sistem Pencernaan
Annelida sudah mempunyai alat pencernaan makanan, mereka
mencerna makanannya secara ekstraseluler. Sistem pencernaan annelida sudah
lengkap, terdiri dari mulut, faring, esofagus (kerongkongan), usus, dan anus.
Mulut dilengkapi gigi kitin yang berada di ujung depan sedangkan anus berada di
ujung belakang.
1.3.4
Sistem Reproduksi
Annelida umumnya bereproduksi secara seksual dengan
pembantukan gamet, memiliki klitelum sebagai alat kopulasi. Klitelum = struktur
reproduksi yang mengsekresi cairan dan membentuk kokon tempat deposit telur.
Namun ada juga yang bereproduksi secara fregmentasi, yang kemudian
beregenerasi. Organ seksual Annelida ada yang menjadi satu dengan individu
(hermafrodit) dan ada yang terpisah pada individu lain (gonokoris) melalui
larva trochophore berenang bebas.
1.3.5
Sistem Eksresi
Ekskresi dilakukan oleh organ ekskresi yang terdiri dari
nefridia, nefrostom, dan nefrotor. Nefridia (tunggal – nefridium) merupakan
organ ekskresi yang terdiri dari saluran. Nefrostom merupakan corong bersilia
dalam tubuh. Nefrotor merupakan pori permukaan tubuh tempat kotoran keluar.
Terdapat sepasang organ ekskresi tiap segmen tubuhnya. Nefridia = organ dalam
segmen yang mengumpulkan sisa-sisa cairan dan keluar melalui nephridiofor.
1.3.6
Sistem Saraf dan Indera
Sistem saraf Annelida adalah sistem saraf tangga tali.
Terdiri dari ganglion otak dihubungkan dengan tali saraf yang memanjang
sehingga berupa tangga tali. Ganglia otak terletak di depan faring pada
anterior. Susunan syaraf terdiri atas anterior, dorsal ganglionic mass, disebut
otak. Atau sebuah benang syaraf yang panjang dengan ganglionic swelling dan
syaraf lateral pada tiap ruas. Cincin ganglia dihubungkan oleh tali saraf
ventral Ganglia = seperti kantong yang merupakan pembesaran dari jaringan
saraf, membentuk “otak”, Tali saraf = sel-sel yang memanjang tubuh dan
mengandung impuls-impuls saraf
1.3.7
Sistem Peredaran Darah / Sirkulasi
Cacing ini sudah memiliki pembuluh darah sehingga memiliki
sistem peredaran darah tertutup. Darahnya mengandung hemoglobin, sehingga
berwarna merah. Pembuluh darah yang melingkari esofagus berfungsi memompa darah
ke seluruh tubuh. Lengkung aorta: lima tabung seperti jantung yang memompa
darah ke dalam dua tabung utama sepanjang tubuh. Darah: subtansi cair yang
mengedarkan makanan dan membawa sisa-sisa makanan.
1.4
Habitat dan Ekologi
Sebagian besar Annelida hidup dengan bebas dan ada sebagian
yang parasit (merugikan karena menempel pada inangnya) dengan menempel pada
vertebrata, termasuk manusia. Habitat Annelida umumnya berada di dasar laut dan
perairan tawar, dan juga ada yang sebagian hidup di tanah atau tempat-tempat
lembab. Annelida hidup di berbagai tempat dengan membuat liang sendiri.
1.5
Klasifikasi
Filum Annelida di bagi menjadi
tiga kelas yaitu:
a)
Polychaeta — cacing pasir (umumnya hidup di laut)
b)
Oligochaeta — cacing tanah (hidup di tanah dan air tawar)
c)
Hirudinea — lintah (hidup di air tawar, bersifat
parasit)
a.
Polychaeta
Polychaeta, dalam bahasa Yunani “poly” =
banyak, “chaetae” = rambut kaku, merupakan Annelida berambut banyak. Anggota
kelas polychaeta dikenal dengan sebutan umum cacing laut, cacing sikat, cacing
ruas. Umumnya hidup di air.
Seluruh permukaan tubuh polychaeta mengandung rambut-rambut kaku atau setae
yang dilapisi kutikula sehingga licin dan kaku.
Tubuhnya berwarna menarik, seperti ungu kemerah-merahan. Setiap segmen tubuh
polychaeta dilengkapi dengan sepasang alat gerak atau alat berenang yang
disebut parapodia. Alat ini pun berperan sebagai alat pernafasan.
Polychaeta memiliki kelamin terpisah. Perkembangbiakannya dilakukan dengan cara seksual.
Pembuahannya dilakukan di luar tubuh. Telur yang telah dibuahi tumbuh menjadi larva yang disebut
trakofora. Setae berupa berkas, biasanya ada dua berkas: notosetae (di
bagian dorsal) dan neurosetae (di bagian ventral); parapodia menonjol,
tipenya bernacam-macam (biramus, uniramus), kadang-kadang tereduksi; prostomium
pada umumnya berkembang baik, mempunyai mata dan tentakel, namun sangat
termodifikasi pada hewan sedentaria; organ reproduksi pada umumnya diosius;
habitat lautan, ada juga yang hidup di lingkungan estuary, beberapa hidup di
air tawar atau bahkan terrestrial (di wilayah tropic).
1. Ciri-ciri polychaeta
Pada hewan ini tubuh
memanjang dan bersegmen, tiap segmen mempunyai parapodiaàsemacam kaki yang
bentuknya seperti dayung, tiap parapodia mempunyai seta, kec.segmen terakhir, warna
tubuh menarik, respirasi dengan insang, di bagian anterior terdapat kepala yang
sempurna, disebut prostomium. Pada kepala terdapat mata, antena,
sepasang palpus dan mulut di bagian ventral. Ruas yang mengandung mulut
disebut peristomium. Ruas terakhir atau pigidium
mengandung anus. Habitat: bahari di lautan, hidup dalam pasir atau menggali
batu-batuan di daerah pasang surut air laut
2. Struktur Tubuh
Panjang tubuh umumnya kurang dari 10 cm
dengan garis tengah 2-10 mm; penghuni kedalaman laut umumnya hanya
mencapai panjang 1 m, walau ada satu jenis yang panjangnya mencapai 3 m (Eunice
sp). Warna tubuhnya banyak yang menarik (merah, merah muda, hijau ataupun
kombinasi warna-warna). Metamerisme pada umumnya sempurna, dengan tiap segmen
silindris identik, kecuali bagian kepala dan ekor.
3. Alat Gerak
•
Pergerakan disebabkan oleh perpaduan gerak antar parapodia, otot dinding tubuh
dan cairan rongga tubuh.
•
Gerak undulating mengakibatkan cacing dapat menjalar dan berenang dengan cepat.
4.
Sistem
Respirasi
•
Bernafas dengan insang
•
Pertukaran gas via permukaan tubuh juga terjadi
•
Beberapa jenis tiap ruas terdapat insang, kecuali ujung anterior dan posterior
• Pada cacing yang mengalami modifikasi, jumlah dan letak insang terbatas pada ruas tertentu.
• Pada cacing yang mengalami modifikasi, jumlah dan letak insang terbatas pada ruas tertentu.
5. Sistem Pencernaan
•
Cara makan sesuai dengan kebiasaan hidup
• Raptorial
feeder: avertebrata kecil ditangkap dengan pharink/probosis yang
dijulurkan, terdapat rahang kitin
• Deposit feeder: menelan pasir dan
lumpur dalam lorong; bahan organik dicerna dan partikel mineral dikeluarkan via
anus, atau melalui tentakel cilia yang berlendir.
• Filter feeder: tidak punya probosis
tutup kepala dilengkapi radiola untuk menyaring detritus dan plankton.
6. Sistem Reproduksi
Reproduksi Seksual
•
Dioesious & monoesious
•
Seksual via fertilisasi eksterna (ovum dan sperma di lepas di air). Zigot →
trokofor → juvenile
Reproduksi Aseksual
•
Pada Cirratulidae, Sabellidae, Spionidae dan Syllidae
(Tunas/Budding) dari parapodia. bagian tubuh menjadi dua bagian.
•
Epitoksi (pembentukan individu reproduktif) merupakan fenomena reproduksi khas
polychaeta—hewan tampak jadi dua bagian.
7. Saraf dan Indera
·
Sistem saraf tangga tali
• Alat
indera utama: mata, “nuchal organ” dan statocyst
• Mata berkembang baik (errantia), bintik
mata/tidak ada (sedentaria)
• Fungsi mata: fotoreseptor
• Fungsi mata: fotoreseptor
• Nuchal
organ: kemoreseptor untuk mendeteksi makanan
• Sel peraba terdapat diseluruh tubuh,
terutama parapodia dan kepala
8. Sistem Ekskresi
•
Cacing yang tidak mempunyai pembuluh darah: protonefridia solenosit
•
Cacing yang mempunyai pembuluh darah: metanefridia
-
Nefrostom: corong bersilia
-
Nefridial kanal: pembuluh ekskresi
-
Nefridiophor: lubang ekskresi, bermuara pada neuropodium
•
Nefridia juga berfungsi sebagai alat osmoregulasi
9. Habitat dan Ekologi
Habitatnya di lautan, Polychaeta hidup dalam pasir atau menggali
batu-batuan di daerah pasang surut air laut ataupun membentuk tabung. Cara
hidupnya yang bersembunyi menyebabkan mereka luput dari pengamatan biasa.
b.
Oligochaeta
Oligochaeta (dalam bahasa Yunani, oligo = sedikit, chaetae =
rambut kaku) yang merupakan annelida berambut sedikit. Oligochaeta tidak
memiliki parapodia, namun memiliki seta pada tubuhnya yang bersegmen. Habitat
cacing ini umumnya di air tawar dan tempat lembab. Namun, ada pula yang hidup
di darat. Tubuhnya bersegmen-segmen dengan jumlah segmen mencapai 200 buah.
1.
Ciri-ciri oligochaeta
Memiliki sedikit setae pada tubuhnya, segmen pada tubuhnya
mencapai 200 segmen, panjang tubuh mulai 1cm-3m, kulit dilapisi kutikula, tubuh
mengandung hemoglobin, habitat di tempat lembab dan perairan. Hermaprodit.
2.
Struktur Tubuh
Setae tidak membentuk berkas, tunggal dan membentuk
rangkaian tertentu, tidak memiliki parapodia; jarang mempunyai insang (kecuali
yang akuatik); prostomium kecil, berbentuk kerucut, tanpa mata atupun tentakel;
organ reproduksi hermafrodit (pembuahan silang): susunan gonad dan
saluran-saluran reproduksi khas, metamerisme terbatas; sejumlah segmen
membentuk clitellum untuk menyekresikan cocoon; habitat pada umumnya air tawar
ataupun terrestrial, beberapa hidup di lingkungan estuary.
3.
Sistem Respirasi
Kelas Oligochaeta tidak memiliki parapodia seperti pada
kelas polychaeta, pernapasannya dilakukan melalui seluruh permukaan tubuhnya.
Itu sebabnya mengapa tubuh kelompok cacing ini berlendir. Tubuh cacing tanah
tertutup oleh selaput bening dan tipis yang disebut kutikula. Kutikula ini
selalu lembap dan basah. Melalui selaput inilah cacing bernapas. Kutikula
menyebabkan udara di dalam tanah dapat masuk ke pembuluh darah cacing. Setelah
masuk ke pembuluh darah, udara tersebut diedarkan ke seluruh tubuh. Tetapi ada
juga Oligochaeta yang bernafas dengan menggunakan insang, yakni kelas oligochaeta
yang hidup akuatik.
4.
Sistem Pencernaan
Kelas Oligochaeta memiliki sistem pencernaan yang lengkap
mulai dari mulut, faring, kerongkogan dan usus. Makanannya adalah sisa
dedaunan. yang dikeluarkan oleh getah pencernaan secara ekstrasel. Cacing tanah
dapat mencerna senyawa organik tersebut menjadi molekul yang sederhana yang
dapat diserap oleh tubuhnya. Sisa pencernaan makanan dikeluarkan melalui anus.
5.
Sistem Reproduksi
Cacing tanah bersifat hermafrodit, tetapi tidak melakukan
pembuahan sendiri. Hal itu karena, matangnya sel kelamin betina tidak sama
waktunya dengan matangnya sel kelamin jantan. Organ reproduksi betina terdapat
di segmen ke-9 sampai ke-14 dan organ reproduksi jantan terdapat di segmen
ke-10 sampai ke-15. Di segmen ke-32 sampai ke-37 terdapat klitelum, yaitu penebalan epidermis
sebagai penghasil lendir. Sewaktu sepasang cacing berkopulasi maka akan keluar
lendir yang akan membungkus kedua cacing dan menjaga sperma dari kekeringan.
Selubung (coccon) lendir tadi
akan maju mundur di sepanjang kedua tubuh cacing. Setelah itu, sel telur dari
masing-masing cacing keluar dan memasuki coccon. Jika melewati lubang kelamin jantan, telur-telur yang ada
di dalam coccon akan dibuahi
oleh sperma dari cacing yang berlainan. Setelah selesai pembuahan, coccon akan lepas ke arah depan.
Sekarang di dalam coccon
terdapat telur-telur yang akan dibuahi dan kemudian tekur-telur tersebut akan
menetas menjadi cacing.
6.
Sistem saraf
Sistem saraf Oligochaeta terdiri dari:
– ‘otak’ (ganglion cerebral)
– dua lobus di atas faring
– dua syaraf penghubung disekitar faring menuju ke ganglia
sub paringeal
– tali syaraf ventral (sepanjang dasar selom ke arah somit
anal).
– Beberapa syaraf menuju ke prostomium & daerah mulut
• Tali syaraf ventral dlm tiap somit
mempunyai ganglion membesar dan memberikan 3 pasang syaraf lateral
• Tiap syaraf lateral membentang
setengah somit terdiri dari serabut sensoris dan motoris
7.
Sistem Ekskresi
Annelida dan molusca mempunyai organ nefridium yang disebut metanefridium.
Pada cacing tanah yang merupakan anggota anelida, setiap segmen dalam
tubuhnya mengandung sepasang metanefridium, kecuali pada tiga segmen pertama
dan terakhir.
Bagian akhir dari saluran yang berliku-liku ini akan
membesar seperti gelembung. Kemudian gelembung ini akan bermuara ke bagian luar
tubuh melalui pori yang merupakan lubang (corong) yang kedua, disebut
nefridiofor. Cairan tubuh ditarik ke corong nefrostom masuk ke nefridium oleh
gerakan silia dan otot. Saat cairan tubuh mengalir lewat celah panjang
nefridium, bahan-bahan yang berguna seperti air, molekul makanan, dan ion akan
diambil oleh sel-sel tertentu dari tabung. Bahan-bahan ini lalu menembus
sekitar kapiler dan disirkulasikan lagi. Sampah nitrogen dan sedikit air
tersisa di nefridium dan kadang diekskresikan keluar. Metanefridium berlaku
seperti penyaring yang menggerakkan sampah dan mengembalikan substansi yang
berguna ke sistem sirkulasi.
Cairan dalam rongga tubuh cacing tanah mengandung substansi
dan zat sisa. Zat sisa ada dua bentuk, yaitu amonia dan zat lain yang kurang
toksik, yaitu ureum. Oleh karena cacing tanah hidup di dalam tanah dalam
lingkungan yang lembab, anelida mendifusikan sisa amonianya di dalam tanah
tetapi ureum diekskresikan lewat sistem ekskresi.
c.
Hirudinea
Hirudinea merupakan kelas annelida yang
jenisnya sedikit. Anggota kelas hirudinea hidup di lingkungan akuatik dan
terrestrial. Panjang Hirudinea bervariasi dari 1–30 cm. Sebagian besar
Hirudinea adalah hewan ektoparasit pada permukaan tubuh inangnya. Inangnya
adalah vertebrata dan termasuk manusia. Hirudinea parasit hidup dengan mengisap
darah inangnya, sedangkan Hirudinea bebas hidup dengan memangsa invertebrata
kecil seperti siput. Contoh Hirudinea parasit adalah Haemadipsa (pacet)
dan Hirudo (lintah). Saat merobek atau membuat lubang, lintah
mengeluarkan zat anestetik (penghilang sakit), sehingga korbannya tidak akan
menyadari adanya gigitan. Setelah ada lubang, lintah akan mengeluarkan zat anti
pembekuan darah yaitu hirudin. Dengan zat tersebut lintah dapat mengisap darah
sebanyak mungkin.
1. Ciri-ciri hirudinea:
·
Panjang tubuh mencapai
30 cm
- Tubuh
dilindungi oleh lapisan kutikula
- Tubuh relatif pipih
- Tubuh terdiri dari 34 segmen
- Tidak mempunyai parapodia dan setae
- Mempunyai alat penghisap (sucker)
di bagian anterior maupun posterior
- Bersifat hermafrodit
- Habitat:
air tawar dan darat
2.
Stuktur Tubuh
Hewan ini tidak memiliki parapodium maupun
seta pada segmen tubuhnya. Sekalipun dikenal dengan nama umum lintah pengisap
darah, bagian terbesar di antaranya tidak hidup sebagai ektoparasit. Tubuhnya
pipih. Ukuran panjangnya dari 1-2cm atau 5cm, walau ada yang mencapai 12cm,
bahkan 30cm (Haemanteria ghiliani dari daerah Amazon). Metamerisme
sudah sangat tereduksi: segmen-segmen ujung anterior (biasanya kecil) dan
posterior (lebih besar) termodifikasi manjadi alat penghisap yang digunakan
untuk menempel dan bergerak.
3.
Alat Gerak
•
Sebagian aktif malam, juga siang.
• Bergerak dengan cara melekukkan badan,
melekat dengan sucker
• Berenang dengan cara menggelombangkan
badan.
4.
Sistem Respirasi
•
Menggunakan anyaman kapiler di bawah epidermis.
•
Insang: Piscicolidae
5.
Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan terdiri dari mulut,
faring, tembolok, lambung, rektum, anus. Anus terletak pada bagian dorsal. Proses pencernaan
penghisap anterior ,mulut, faring, tembolok, usus, usus buntu, anus, penghisap
posterior. Faring otot yang dilengkapi rahang bergigi /probosis berotot.
Di kerongkongan tempat isapannya terdapat
tiga rahang yang berbentuk seperti setengah gergaji yang dihiasi sampai 100 gigi
kecil. Dalam waktu 30 menit lintah bisa menyedot darah sebanyak 15 ml – kuota
yang cukup untuk hidupnya selama setengah tahun. Air ludahnya pun mengandung
zat aktif yang sekurang-kurangnya berisi 15 unsur. Contohnya, zat putih telur
hirudin yang bermanfaat untuk mengencerkan darah, dan mengandung penisilin.
Makanan & Pencernaan
•
Lintah hidup sebagai pemakan bangkai/predator, parasit. Predator makan larva,
keong, serangga, cacing.
•
75% penghisap darah, melekat/nempel pada permukaan tubuh vertebrata (ikan-manusia).
• Darah
dihisap oleh faring otot dan menampung dalam tembolok. Enzim saliva
(hirudin) mencegah koagulasi darah. Dalam 1 x makan, lintah mengisap darah 10x
berat tubuhnya.
6.
Sistem Reproduksi
•
Monoceous
•
jantan: 4-12 pasang testis. 1 pasang ductus spermaticus.
•
betina: 2 ovarium dan Oviduct yang berhubungan dengan kelenjar albumin dan
vagina di median yang bermuara di belakang porus genitalia jantan
•
Tidak ada tingkat larva
•
Lintah membentuk kokon yang mengandung telur yang telah dibuahi dan kokon akan
diletakkan dalam air/tanah.
7. Sistem Saraf dan Indera
•
Ruas 5 dan 6 terdapat lingkar saraf ganglia: “otak”
•
Alat indera: mata dan papilla
•
Mata: fotoreseptor
•
Papilla dan sensila: tonjolan kecil pada epidermis. Fungsi: alat peraba dan
perasa.
8. Sistem Ekskresi
10-17asang
nephridia, ammonia.
9. Habitat dan Ekologi
Hewan berhabitat air tawar, hidup di
rawa-rawa, kolam, ataupun sungai. Hirudinea adalah hewan ektoparasit pada
permukaan tubuh inangnya. Inangnya adalah vertebrata dan termasuk manusia. Hirudinea
parasit hidup dengan mengisap darah inangnya, sedangkan Hirudinea bebas hidup
dengan memangsa invertebrata kecil seperti siput. Contoh Hirudinea parasit
adalah Haemadipsa (pacet) dan hirudo (lintah).
DAFTAR PUSTAKA
Maskoeri, Jasin. 2010. Zoologi Invertebrata. Surabaya: Sinar Wijaya.
Gandahusada, Srisasi.dkk. 1998.
Parasitologi Kedokteran . Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. Jakarta.
Universitas Indonesia. Jakarta.
Anonim. 2010.Annelida.(Online).Tersedia
di http://idkf.bogor.net/yuesbi/e-DU.KU/eukasi.net.
Diakses 10 juli 2011..
Drs, H. Yusuf , Kastawi. 2005. Zoologi Invertebrata. DKK, Universitas Negeri Malang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar