BAB VI
GEN LETAL
A.
GEN LETAL
Gen letal
atau gen kematian adalah gen yang dalam keadaan homozigotik dapat menyebabkan
kematain individu yang dimilikinya. Ada gen letal yang bersifat dominan dan ada
pula yang resesip. Gen letal ialah gen yang dapat mengakibatkan kematian pada
individu homozigot, kematian ini dapat terjadi pada masa embrio atau beberapa
saat setelah kelahiran. Akan tetapi, adakalanya pula terdapat sifat subletal,
yang menyebabkan kematian pada waktu individu yang bersangkutan menjelang
dewasa. Ada dua macam gen letal, yaitu gen letal dominan dan gen letal resesif.
Gen letal dominan dalam keadaan heterozigot dapat menimbulkan efek subletal
atau kelainan fenotipe, sedang gen letal resesif cenderung menghasilkan
fenotipe normal pada individu heterozigot.
Peristiwa
letal dominan antara lain dapat dilihat pada ayam redep (creeper), yaitu
ayam dengan kaki dan sayap yang pendek serta mempunyai genotipe heterozigot
(Cpcp). Ayam dengan genotipe CpCp mengalami kematian pada masa embrio. Apabila
sesama ayam redep dikawinkan, akan diperoleh keturunan dengan nisbah fenotipe
ayam redep (Cpcp) : ayam normal (cpcp) = 2 : 1. Hal ini karena ayam dengan
genotipe CpCp tidak pernah ada.
Sementara
itu, gen letal resesif misalnya adalah gen penyebab albino pada tanaman jagung.
Tanaman jagung dengan genotipe gg akan mengalami kematian setelah cadangan
makanan di dalam biji habis, karena tanaman ini tidak mampu melakukan
fotosintesis sehubungan dengan tidak adanya khlorofil. Tanaman Gg memiliki
warna hijau kekuningan, sedang tanaman GG adalah hijau normal. Persilangan
antara sesama tanaman Gg akan menghasilkan keturunan dengan nisbah fenotipe
normal (GG) : kekuningan (Gg) = 1 : 2.
a.
Gen letal dominan
Beberapa contoh dapat dikemukakan
disini.
- Pada ayam dikenal gen dominan C yang bila homozigotik
akan bersifat letal dan menyebabkan kematian. Alelnya resesip c mengatur
pertumbuhan tulang normal. Ayam heterozigot Cc dapat hidup, tetapi
memperlihatkan cacat, yaitu memiliki kaki pendek. Ayam demikian disebut
ayam redep (Creeper). Meskipun ayam ini Nampak biasa, tetapi
ia sesungguhnya menderita penyakit keturunan yang disebut achondroplasia.
Ayam homozigot CC tidak pernahdikenal, sebab sudah mati waktu embryo.
Banyak kelainan terdapat padanya, sepeti kepala rusak, rangka tidak
mengalami penulangan, mata kecil dan rusak. Perkawinan antara dua ayam
redep meghasilkan keturunan dengan perbandingan 2 ayam redep:1 ayam
normal. Ayam redep Cc itu sebenarnya berasal dari ayam normal (homozigot
cc), tetapi salah satu gen resesip c mengalami mutasi gen (perubahan gen)
dan berubah menjadi gen dominan C.
- Pada
manusia dikenal Brakhifalangi, adalah keadaan bahwa orang yan berjari
pendek dan tumbub menjadi satu. Cacat ini disebabkan oleh gen dominan B
dan merupakan cacat keturunan. Penderita Brakhtifalangi adalah heterozigot
Bb, sedang orang berjari normal adalah homozigot bb. Jika gen dominan
gomozigotik (BB) akan memperlihatkan sifat letal. Jika ada dua orang
brakhtifalaangi kawin, maka anak-anaknya kemungkinan memperlihatkan
perbandingan 2 Brakhtifalangi: 1 Normal.
3. Pada tikus dikenal gen letal dominan
Y (Yellow) yang dalam keadaan heterozigotik menyebabkan kulit tikus berpigmen
kuning. Tikus homozigot YY tidak dikenal,sebab letal. Tikus homozigot yy normal
dan berpigmen kelabu. Perkawinan 2 tikus kuning akan menghasilkan anak dengan
perbandingan 2 tikus kuning:1 tikus kelabu (normal). Dari ke tiga contoh dimuka
dapat diketahui bahwa gen dminan letal baru akan nampak pengaruhnya letal
apabila homozigotik. Dalam keadaan heterozigotik gen dominan letal itu tidak
mengakibatkan kematian, namun biasanya menimbulkan cacat.
b.
Gen Letal resesip
Beberapa contoh dapat dikemukakan
disini:
- Pada jagung (Zea mays) dikenal gen dominan G
yang bila homozigotik menyebabkan tanaman dapat membentuk klorofil (zat
hijau daun) secara normal, sehingga daun berwarna hijau benar. Alelnya
resesip g bila homozigotik (gg) akan memperlihatkan pengaruhnya letal,
sebab klorofil tidak akan berbentuk sama sekali pada daun lembaga,
sehingga kecambah akan segera mati. Tanaman heterozigot Gg akan mempunyai
daun hijau kekuningan, tetapi dapat hidup terus sampai menghasilkan buah
dan biji, jadi tergolong normal. Jika 2 tanaman yangdaunnya hijau
kekuninan dikawinkan maka keturunannya akan memperlihatkan perbandingan 1
berdaun hijau normal: 2 berdaun hijau kekuningan.
- Pada
manusia dikenal gen letal resesip I yang bila homozigotik akan
memperlihatkan pengaruhnya letal, yaitu timbulnya penyakit Ichytosis
congenita. Kulit menjadi kering dan betanduk. Pada permukaan tubuh
terdapat bendar-bendar berdarah. Biasanya bayi telah mati dalam kandungan.
- Pada
sapi dikenal gen resesip am, yang bila homozigotik (amam) akan
memperlihatkan pengaruhnya letal. Anak sapi yang lahir, tidak mempunyai
kaki sama sekali. Walaupun anak sapi ini hidup, tetapi karena cacatnya
amat berat, maka kejadian ini tergolong sebagai letal. Sapi homozigot
dominan AmAm dan heterozigot Amam adalah nomal. Cara menurunya gen letal
resesip ini sama seperti pada contoh dimuka. andaikan ada sapi jantan
heterozigot Amam kawin dengan sapi betina homozigot dominan AmAm, maka
anak-anaknya akan terdiri dari sapi homozigot AmAm dan heterozigot amam,
di kemudian hari anak-anak sapi ini dibiarkan kawin secara acakan
(random).
Karena sapi F1 terdiri
dari 2 macam genotip, yaitu AmAm dan Amam, maka ada 4 kemungkinan perkawinan,
ialah:
- 1
kemungkinan AmAm X AmAm, jantan betina bolak-balik
- 1
kemungkinan betina AmAm X jantan Amam
- 1
kemungkinan jantan AmAm X betina Amam
- 1 kemungkinan Amam X Amam, jantan betina bolak-balik.
Oleh
Karena sapi homozigot resesip amam letal, maka sapi-sapi F2 akan
memperlihatkan perbandingan genotip 9 AmAm : 6 Amam. Dari berbagai keterangan
di muka dapat diambil kesimpulan bahwa hadirnya gen letal menyebabkan keturunan
menyimpang dai hukum mendel, sebab perkawinan monohybrid tidak menunjukan
perbandingan 3:1 dalam keturunan, melainkan 2:1.
c.
Mendeteksi dan mengeliminir gen-gen letal
Dari
keterangan dimuka dapat diketahui, bahwa gen letal dominan dalam keadaan
heterozigotik akan memperlihatkan sifat cacat, tetapi gen letal resesip tidak
demikian halnya. Berhubung dengan itu lebih mudah kiranya untuk mendeteksi
hadirnya gen letal dominan pada satu individu daripada gen letal resesip.
Gen-gen
letal dapat dihilangkan (dieliminir) dengan jalan mengadakan perkawinan
berulang kali pada individu yang menderita cacat akibat adanya gen letal. Tentu
saja hal ini mudah dapat dilakukan pada hewan dan tumbuh-tumbuhan tetapi tidak
pada manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Garber,
S.D. 2002. Biology: A Self-Teaching Guide, 2nd Edition. John Wiley
and Sons, Inc.
Suryo.2004.genetika.Yogyakarta
: Departemen P dan K Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan
Tenaga Guru.
Burns, G.W.1983.The Sciene of Genetics. 5th ed.,
Macmilan Pulb. Co. Inc. New York.
Emery , A.E.H., 1975. Elements of medical Genetics . 4th
ed.,Churcill Livingtone Med,.Div. longman Group Ltd., Endinburgh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar